Breaking News

“Anak Negeri” Bergema:Doli, Dul, dan Shanna Serukan Nasionalisme Lewat Nada dan Kata



Riautama.com - Jakarta, 13 Juli 2025 — Lagu, pesan, dan semangat kebangsaan menyatu dalam sebuah ruang perayaan budaya bertajuk Festival Nyanyian Anak Negeri. Digelar di The Sultan Hotel, Hall Kudus, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 13 Juli 2025, mulai pukul 15.30 WIB hingga malam, acara ini menjadi panggung peluncuran awal (soft launching) yang menandai bangkitnya gelombang nasionalisme berbasis seni dan suara.

Konferensi pers yang dikemas dalam nuansa budaya ini terasa hangat dan bermakna. Dengan sentuhan dekorasi merah putih, musik akustik yang lembut, serta potret tokoh bangsa terpajang di sudut ruangan, suasana terasa seperti ruang belajar, ruang refleksi, sekaligus ruang perjumpaan batin dengan Indonesia. Hadirin berasal dari lintas profesi dan generasi: seniman, pelajar, aktivis budaya, pejabat publik, hingga perwakilan lembaga negara.

Festival ini diselenggarakan oleh Tiga Belas 45 Production, bekerja sama dengan Sinergy for Indonesia dan Indonesian Care, serta didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. Acara juga dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Menpora) serta Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

Dalam momentum tersebut, tiga nama menjadi simbol dan suara: Ahmad Doli Kurnia, Dul Jaelani, dan Shanna Shannon. Mereka hadir bukan sekadar tampil, tetapi menyuarakan harapan dan jati diri bangsa lewat musik dan kata.

Ahmad Doli Kurnia: Lirik yang Bernyawa, Visi yang Membumi
Hadir sebagai Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI, Ahmad Doli Kurnia tampil bukan semata politisi, tetapi juga sebagai seniman yang mencipta lirik lagu Anak Negeri. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa lagu ini lahir dari kebutuhan mendesak untuk menghadirkan nasionalisme dalam bentuk yang menyentuh, membumi, dan tidak menggurui.

“Bangsa ini tak kekurangan semangat. Yang kita butuhkan adalah cara baru untuk menyalurkannya. Musik adalah jalan yang jujur, menyentuh, dan mempersatukan. Lagu ini bukan milik saya, tapi milik kita — anak negeri yang tidak mau lupa jati diri", ungkap Doli.

Doli menekankan pentingnya menghadirkan lagu kebangsaan yang akrab di telinga generasi muda, yang bisa menyala di ruang kelas, panggung seni, maupun platform digital.

Dul Jaelani: Nasionalisme Lewat Nada yang Membakar

Dengan gaya khas dan semangat idealismenya, Dul Jaelani naik ke panggung bukan hanya sebagai musisi, tetapi sebagai pewarta rasa. Ia menilai Anak Negeri sebagai karya paling personal dalam karier bermusiknya.

“Buat saya, nasionalisme itu bukan hafalan. Itu getaran dalam nada, dalam keputusan untuk tetap jujur menyuarakan yang kita cintai — Indonesia".

Dul, yang pertama kali menyanyikan lagu ini bersama Shanna Shannon saat HUT RI ke-75 tahun 2020, kini hadir dengan jiwa yang lebih dewasa dan pandangan yang lebih tajam.

“Saya berharap lagu ini bisa jadi rumah bagi siapa pun yang mencintai Indonesia".

Shanna Shannon: Suara Lembut, Jiwa Merah Putih

Mengenakan busana etnik modern berwarna putih gading, Shanna Shannon membawakan sepenggal lagu Anak Negeri dengan suara yang lembut namun menghunjam. Ia menekankan bahwa nasionalisme tidak selalu harus keras dan lantang.

“Banyak yang pikir nasionalisme harus selalu garang. Tapi saya percaya, nasionalisme bisa hadir dengan lembut. Dengan suara, doa, dan ketulusan".

Sejak kecil, Shanna dikenal konsisten membawakan lagu-lagu bertema cinta tanah air, dan dalam festival ini, ia kembali menegaskan bahwa nasionalisme bisa tumbuh dari tindakan sehari-hari: belajar, berkarya, dan tetap menjadi anak negeri yang baik.

Kata Sambutan Menteri Kebudayaan Fadli Zon:

“Budaya Adalah Nafas Jati Diri, Musik Adalah Suara Ideologi”

Sebagai Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon memberikan sambutan yang kuat dan reflektif. Dikenal luas sebagai budayawan dan tokoh pelestari warisan Nusantara, Fadli mengawali sambutannya dengan mengapresiasi kolaborasi lintas generasi yang menghidupkan semangat Indonesia secara kreatif.

“Budaya bukan hanya peninggalan masa lalu. Ia adalah nafas jati diri kita hari ini, dan jalan masa depan bangsa. Musik seperti Anak Negeri ini bukan hanya indah — ia membawa pesan ideologi yang menyatu dalam suara".

Fadli menyoroti pentingnya menghadirkan nasionalisme yang merangkul generasi muda melalui pendekatan seni yang cerdas dan menyentuh. Ia menyatakan bahwa banyak budaya Indonesia telah diakui dunia melalui UNESCO, tetapi lebih penting dari pengakuan adalah bagaimana nilai-nilai itu terus dihidupi oleh rakyatnya sendiri.

“Zaman berubah. Budaya harus hadir dalam bentuk baru, dalam bahasa baru, tapi tidak kehilangan jiwa. Festival seperti ini adalah upaya cerdas membumikan nilai luhur dalam format yang disukai generasi muda".

Fadli menutup sambutannya dengan harapan agar karya dan festival seperti ini tidak berhenti pada panggung seremoni, tetapi menjadi gerakan yang menular ke sekolah, kampus, komunitas, dan bahkan ruang diplomasi budaya internasional.

“Musik bisa menyatukan bangsa. Lagu seperti Anak Negeri adalah doa, pernyataan sikap, dan sekaligus undangan untuk kita semua pulang — pulang kepada nilai, kepada tanah air, dan kepada jati diri kita sebagai orang Indonesia".

Tentang Lagu Anak Negeri

Lirik: Ahmad Doli Kurnia
Musik: Pay Burman & Rio Ricardo
Vokal: Dul Jaelani & Shanna Shannon
Durasi: ±4 menit
Rilis pertama: 17 Agustus 2020 (HUT RI ke-75)
Rilis ulang (2025): Album Nyanyian Anak Negeri – Pusaka Nusantara

Versi terbaru lagu ini diluncurkan kembali untuk memperkuat pesan cinta tanah air yang otentik dan relevan bagi generasi muda masa kini.

Mengapa Festival Ini Penting?

1. Revitalisasi Musik Nasionalis
Musik nasionalis harus terus hidup — tidak sebagai instruksi, tapi sebagai kebutuhan jiwa kolektif bangsa.

2. Kolaborasi Lintas Generasi & Lembaga
Kolaborasi antara Doli, Dul, Shanna, dan pemerintah menunjukkan bahwa nasionalisme bukan milik satu generasi atau satu sektor, melainkan hasil kerja sama lintas waktu dan peran.

3. Gerakan Budaya Berkelanjutan
Festival ini bukan puncak, melainkan permulaan. Sebuah langkah awal menuju gerakan nasionalisme baru — yang menyentuh, membumi, dan merangkul.

Festival Nyanyian Anak Negeri bukan sekadar panggung atau konferensi pers. Ia adalah gema yang mengingatkan, membangunkan, dan mengajak. Di tengah dunia yang cepat berubah, suara seperti ini adalah penanda: bahwa nasionalisme belum mati, dan ia kini hidup — dalam nada, dalam kata, dan dalam hati.

Suara Anak Negeri kini bergema. Ia bukan sekadar lagu. Ia adalah ajakan untuk pulang — pulang ke Indonesia yang kita cintai, dan ke jati diri yang tak boleh kita tinggalkan. 
Oleh : Ari Supit
( Red ) 

Iklan Idhul Adha DPRD Rohil 2025

Iklan Idhul Adha DPRD Rohil 2025
Idhul Adha

Iklan DPRD Rohil

Iklan DPRD Rohil
Iklan DPRD Rohil

BKAD Rohil

BKAD Rohil
Iklan


 


Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close